Instagram Saya bang Yudha instagram!

Ketika Kebodohan Nasional Jadi Aib Internasional: Saya Malu Jadi Orang Indonesia Hari Ini

Yudha
"Aib terbesar bukanlah ketika kita dipermalukan oleh orang asing, tapi ketika kita dipermalukan oleh bangsa kita sendiri di depan dunia." — Bang Yuda

Hari ini saya dikeluarkan dari beberapa komunitas internasional—grup diskusi lintas negara dari Amerika, Eropa, hingga Asia. Bukan karena saya berbuat salah, tapi semata karena saya memiliki kode negara +62.






Tiga orang Indonesia—entah darimana datangnya, dan bagaimana mereka bisa merasa pantas masuk ruang global—membuat kekacauan tanpa rasa malu. Yang satu berkata-kata seperti anak TK tanpa sopan santun. Yang lain sibuk mengagung-agungkan Rusia padahal tidak relevan dengan diskusi. Dan yang terakhir hanya haus perhatian, merusak suasana seperti tak pernah diajari etika hidup dalam masyarakat.

Saya benar-benar muak. Jijik. Bukan hanya pada mereka, tapi pada fakta bahwa saya ikut terkena imbas sebagai sesama warga negara. Ini bukan pertama kali orang Indonesia mempermalukan diri sendiri di ruang publik internasional. Dan ironisnya, yang mereka hormati justru hanya negara-negara seperti Jepang, Rusia, atau China—sementara negara lain dihina, dicemooh, seolah dunia hanya terdiri dari tiga bangsa.

Apakah ini bentuk ketidaktahuan atau sekadar kedangkalan berpikir yang kronis? Saya tak tahu. Yang jelas, ini mencerminkan betapa rendahnya kualitas SDM yang dibiarkan tumbuh tanpa literasi global, tanpa empati, dan tanpa rasa malu.

Sering kali saya berpikir, "Mungkin saya memang salah lahir di tempat yang salah." Saya tidak ingin membenci Indonesia. Tapi saya mulai merasa terlalu lelah hidup dalam lingkungan yang tidak bisa membedakan mana kehormatan dan mana kelakuan memalukan.

Saya tidak ingin jadi bagian dari bangsa yang membanggakan fanatisme buta, tapi gagal menjaga etika dasar. Tidak ingin disamakan dengan orang-orang yang membuat dunia memandang kita sebagai bangsa gaduh, bukan bangsa cerdas.

Bodoh? Iya, jika sudah tahu salah tapi tetap dilakukan. Itulah kebodohan yang layak dihina.

Kalau kamu orang Indonesia yang membaca ini dan merasa tidak nyaman—bagus. Karena ketidaknyamanan itu tanda masih ada kesadaran. Tapi kalau kamu termasuk orang yang senang cari ribut di grup global, menjilat satu negara dan menghina yang lain, maka kamu adalah bagian dari masalah yang membuat kami yang lain malu mengaku dari bangsa yang sama.

Kepada yang bikin kekacauan itu, saya ingin bilang dengan sangat jelas: Kalian bukan hanya mempermalukan diri kalian sendiri, kalian mempermalukan kami semua.

Dan hari ini, saya benar-benar muak. Saya tidak sedih. Saya marah.

Post a Comment

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.